Khutbah Jumat NU Terbaru di Bulan Muharram Lengkap dengan Doa: Menjaga Keistiqomahan demi Masa Depan

- 11 Agustus 2022, 17:35 WIB
Ilustrasi khutbah Jumat,  teks khutbah Jumat bulan Muharram, teks khutbah Jumat singkat, khutbah Jumat terbaru, teks khutbah Jumat NU.
Ilustrasi khutbah Jumat, teks khutbah Jumat bulan Muharram, teks khutbah Jumat singkat, khutbah Jumat terbaru, teks khutbah Jumat NU. /Pexels/@Md Amir Umar

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat Menyentuh Hati Lengkap dengan Doanya: Mengisi Bulan Muharram dengan Khidmat Terbaik

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Secara teologis, bulan Muharram adalah bulan mulia yang mendatangkan pahala berlipat ganda. Sedangkan secara psikologis, pada bulan Muharram ini kita dianjurkan untuk melakukan aneka perbuatan mulia dan dilarang melakukan perbuatan haram lagi tercela. Keutamaan bulan Muharram ini bisa dijadikan sarana untuk menempah kepribadian bangsa Indonesia di tengah bencana moral. Bila amalan-amalan bulan ini disambut dengan iman, Islam dan ihsan secara terpadu, maka akan menghasilkan pribadi mulia.

Bagaimana tidak? Pada bulan Muharram ini kita harus meneladani sejarah hijrah Nabi Muhammad SAW yang melahirkan peradaban dan periode keemasan di Madinah. Menjiwai watak kepribadian kaum Muhajirin dan Anshar yang mengagumkan. Jiwa altruis (al-itsar) yang saling mengasihi dan menyayangi, tolong-menolong, menggalang persatuan dan membangun komitmen lewat Piagam Madinah sebagai acuan mensejahterakan bangsa.

Pada bulan Muharram ini kita disunnahkan berpuasa Tasu’a dan Asyura, puasa Senin dan Kamis maupun puasa pertengahan bulan (ayyaamul bidh). Melalui puasa ini, kita diajarkan empati dengan perjuangan para nabi terdahulu, melatih kesabaran, memiliki keuletan, ketangguhan dan menjadi perisai emosi agar tidak menjadi bangsa pemarah tetapi bangsa yang damai penuh kasih dan sayang.

Pada bulan Muharram ini, juga populer dengan faidah-faidah Asyura (10 Muharram) yang penting diamalkan. Berkaitan dengan ini Al-Hafizh Ibnu al-Jauzi al-Hanbali (508-597 H/1114-1201 M) dalam kitab Al-Majalis, halaman: 73-74, yang diterbitkan Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, seorang ahli hadits mazhab Hanbali, menjelaskan kebiasaan para ulama pada hari Asyura:

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat NU Terbaru di Bulan Muharram: Memaknai Hakikat Hijrah dalam Kehidupan Beserta Doa

فَوَائِدُ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ. اَلْفَائِدَةُ اْلأُوْلَى: يَنْبَغِيْ أَنْ تَغْسِلَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَقَدْ ذُكِرَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يَخْرِقُ فِيْ تِلْكَ اللَّيْلَةِ زَمْزَمَ إِلىَ سَائِرِ الْمِيَاهِ، فَمَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَئِذٍ أَمِنَ مِنَ الْمَرَضِ فِيْ جَمِيْعِ السَّنَةِ، وَهَذَا لَيْسَ بِحَدِيْثٍ، بَلْ يُرْوَى عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. اْلفَائِدَةُ الثَّانِيَةُ: الصَّدَقَةُ عَلىَ الْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ. اْلفَائِدَةُ الثَّالِثَةُ: أَنْ يَمْسَحَ رَأْسَ الْيَتِيْمِ. اَلْفَائِدَةُ الرَّابِعَةُ أَنْ يُفَطِّرَ صَائِمَا. اَلْفَائِدَةُ الْخَامِسَةُ أَنْ يُسْقِيَ الْمَاءَ. اَلْفَائِدَةُ السَّادِسَةُ أَنْ يَزُوْرَ اْلإِخْوَانَ. اَلْفَائِدَةُ السَّابِعَةُ: أَنْ يَعُوْدَ الْمَرِيْضَ. اَلْفَائِدَةُ الثَّامِنَةُ أَنْ يُكْرِمَ وَالِدَيْهِ وَيَبُرَّهُمَا. الْفَائِدَةُ التَّاسِعَةُ أَنْ يَكْظِمَ غَيْظَهُ. اَلْفَائِدَةُ الْعَاشِرَةُ أَنْ يَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَهُ. اَلْفَائِدَةُ الْحَادِيَةَ عَشَرَةَ: أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ مِنَ الصَّلاَةِ وَالدُّعَاءِ وَاْلاِسْتِغْفَارِ. اَلْفَائِدَةُ الثَّانِيَةَ عَشَرَةَ أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ. اَلْفَائِدَةُ الثَّالِثَةَ عَشَرَةَ أَنْ يُمِيْطَ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ. اَلْفَائِدَةُ الرَّابِعَةَ عَشَرَةَ أَنْ يُصَافِحَ إِخْوَانَهُ إِذَا لَقِيَهُمْ. اَلْفَائِدَةُ الْخَامِسَةَ عَشَرَةَ: أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ مِنْ قِرَاءَةِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ لِمَا رُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: مَنْ قَرَأَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَلْفَ مَرَّةٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِ وَمَنْ نَظَرَ إِلَيْهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ أَبَدًا

Artinya: Faidah-faidah hari Asyura: Mandi pada hari Asyura. Telah disebutkan bahwa Allah SWT membedah komunikasi air Zamzam dengan seluruh air pada malam Asyura. Karena itu, siapa yang mandi pada hari tersebut, maka akan aman dari penyakit selama setahun. Ini bukan hadits, akan tetapi diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA. Bersedekah kepada fakir miskin. Menyantuni dan mengusap kepala anak yatim. Memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa. Memberi minuman kepada orang lain. Mengunjungi saudara seagama (silaturrahim). Menjenguk orang sakit. Memuliakan dan berbakti kepada kedua orang tua. Menahan amarah dan emosi. Memaafkan orang yang berbuat zalim. Memperbanyak ibadah seperti shalat, doa, dan istighfar. Memperbanyak zikir kepada Allah. Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu di jalan. Berjabat tangan dengan orang yang dijumpai. Memperbanyak membaca surat Al-Ikhlash sampai seribu kali. Karena ada atsar yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA: Barang siapa membaca surah Al-Ikhlash seribu kali pada hari Asyura, maka Allah akan “memandangnya”. Barang siapa ‘dipandang’ oleh Allah, maka Dia tidak akan mengazab selamanya.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Halaman:

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x