Berbeda dengan perayaan malam satu suro di Surakarta, Keraton Yogyakarta saat perayaan malam satu suro biasanya identik dengan benda pusaka dan iring-iringan kirab.
Dalam barisan kirab Abdi Dalem ada gunungan tumpeng berisi kekayaan alam serta benda pusaka yang menjadi sajian khas dalam iring-iringan kirab.
Pada malam satu suro itu juga selalu diselipkan ritual pembacaan doa-doa dari semua umat yang hadir merayakannya.
Selain itu juga ada ritual yang disebut sebagai Tapa Bisu. Ritual ini dilakukan dengan menjaga lisan dengan tidak mengeluarkan ucapan selama upacara malam satu suro berlangsung.
Hal yang dapat dimaknai dari gelaran upacara ritual malam satu suro ini ialah agar menjadi mawas diri, berkaca pada diri atas apa yang dilakoninnya selama setahun penuh, menghadapi tahun baru di esok paginya.
Demikian ritual-ritual yang dilakukan pada malam satu suro di lingkungan Keraton Yogyakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta.***