Hadist yang shahih terkait puasa di bulan Muharram adalah
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).
Riwayat terkait puasa akhir tahun dan awal tahun ini pun tidak dibenarkan oleh Buya Yahya.
Terkait amalan membaca ayat Kursi pada satu Muharram pun sebenarnya bukan dari anjuran Nabi Muhammad SAW, namun hal tersebut boleh saja dilakukan daripada tidak memiliki kegiatan atau dalam kondisi senggang.
Baca Juga: Amalan dan Doa Tahun Baru Islam 1444 Hijriah, Cek di Sini
Buya Yahya pun menghimbau kepada umat muslim untuk berhati-hati kepada riwayat-riwayat aneh yang tidak jelas dan disusupkan ke Islam, terutama yang mampu memecah belah umat muslim.
Adapun amalan lain yang dijelaskan oleh Buya Yahya dalam bulan Muharram yaitu berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
Tanggal sembilan sebagai pembeda puasa dengan kaum Yahudi, tanggal sepuluh sebagai puasa Asyura.
Itulah penjelasan terkait amalan di bulan Muharram terutama puasa akhir tahun dan awal tahun Hijriah yang berkembang di masyarakat.***