Jamaah yang Berbahagia
Para sahabat sepakat penanggal awal Tahun Baru Islam dimulai dari Muharram. Ibnu Hajar dalam kitab 'Fath al-Bârî', syarah kitab 'Shahîh al-Bukhârî' mengatakan bahwa sebagian sahabat menghendaki awal tahun baru Islam dimulai dengan hijrahnya Nabi sudahlah tepat.
Menurut Ibnu Hajar, ada empat hal atau pendapat yang mungkin dapat dijadikan sebagai awal penanggalan Islam, yaitu masa kelahiran Nabi (maulid al-Nabi), masa diutusnya Nabi, masa hijrahnya Nabi, dan masa wafatnya Nabi.
Ada banyak hikmah dipilihnya peristiwa hijrah sebagai penanda kalender Islam yakni tahun baru hijriah. Di antaranya adalah dengan peristiwa hijrah itu, umat Islam mengalami pergeseran dan peralihan status dari umat yang lemah kepada umat yang kuat.
Di samping itu, dengan adanya hijrah itu terjadi peristiwa sungguh penting antara lain, perang Badar, Uhud, Khandaq dan Perjanjian Hudaibiyah (Shulh al-Hudaibiyah), dan setelah 8 (delapan) tahun Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam hijrah di Madinah, kembali ke Makkah al-Mukarramah dengan membawa kemenangan yang dikenal dengan Fath Makkah.
Kemudian, hijrah di sini bermakna luas. Seperti meninggalkan adat atau tradisi fanatisme kesukuan, dan menegaskan hijrah meninggalkan dari segala yang dilarang oleh Allah dan yang di dalamnya membahayakan manusia.
Hadirian Jamaah Jumat yang Berbahagia
Hijrah merupakan perjuangan untuk suatu tujuan mulia, karenanya memerlukan kesabaran dan pengorbanan. Hijrah merupakan ibadah, karenanya motivasi atau niat adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan.