Tanggapi Peleburan Kemenristek, Mardani Ali Sera: Pemerintah Tidak Punya Visi Kuat

- 16 April 2021, 20:30 WIB
Politisi PKS Mardani Ali Sera.
Politisi PKS Mardani Ali Sera. /twitter.com/@MardaniAliSera

BERITA DIY – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera buka suara terkait peleburan Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Dia mengatakan keputusan pemerintah membubarkan Kemenristek dan menggabungnya dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuktikan bahwa pemerintah tidak memiliki visi yang kuat tentang riset.

“Bismillah, bubarnya Kemenristek, Badan Riset & Inovasi-Nasional (BRIN) yang jadi badan otonom menunjukkan lemahnya visi pemerintah tentang peran riset & inovasi dalam pembangunan. Kian jauh mewujudkan Indonesia maju melalui Nawacita & visi Indonesia 2045 karena riset & inovasi merupakan syarat utama,” tulis Mardani Ali Sera melalui akun twitternya @MardaniAliSera, Jumat, 16 April 2021.

Baca Juga: 6 Amalan Sunnah Rasulullah SAW di Malam Ramadhan, Kelak Beratkan Timbangan Kebaikan

Dia menambahkan pembubaran Kemenristek akan menjadi kekecewaan berbagai pihak, terutama mereka yang memahami perang penting riset dan inovasi dalam pembangunan.

“Keputusan ini tentu menimbulkan kekecewaan, terutama dari kalangan masyarakat yang paham peran riset dan inovasi dalam pembangunan,” ujarnya.

Nasi sudah menjadi bubur, konsekuensi dan implikasi dari keputusan tersebut mesti segera dipikirkan. Ada beberapa pesan setidaknya,” imbuh Mardani Ali Sera.

Mardani Ali Sera berpendapat, setelah dibubarkannya Kemenristek pemerintah harus menyusun kebijakan untuk mengokestrasi riset dan inovasi sebagai ujung tombak pembangunan.

Baca Juga: Nagita Slavina Hamil Anak Kedua, Mantan Kekasih Raffi Mendadak Ucapkan Selamat, Tyas Mirasih: Congrats Guys

“Salah satu hal yang mesti dituntaskan, menyusun kebijakan untuk mengokestrasi riset dan inovasi sebagai ujung tombak pembangunan. Ada infrastruktur, vaksin Merah-Putih & Nusantara, roadmap kendaraan bermotor listrik dan lain-lain. Strategi dirumuskan, jangan setengah-setengah karena kita sedang tidak ‘kejar tayang’,” katanya.

Dia menambahkan perlu warning sejak dini kepada pemerintah agar pendidikan mengenai riset teknologi dan inovasi tidak berjalan seadanya bahkan berantakan.

“Mengingat tugas berat menanti Kemendikbud-Ristek yang memiliki tanggung jawab dari hulu (pendidikan usia dini,dasar,menengah) sampai ke hilir (vokasi,pendidikan tinggi,riset,teknologi,inovasi),” ujar Madani Ali Sera.

Baca Juga: Profil Abdul Mu’ti Sekum PP Muhammadiyah yang Sering Disebut Layak Jadi Menteri

Mardani Ali Sera menambahkan, pembubaran BRIN mesti diikuti dengan redefinisi ristek yang inovatif.

“Harus ada alat ukur baru dalam spirit ristek kita, karena ristek adalah jiwa negara yang ingin maju. Tanpanya, kita akan semakin terpuruk karena minim temuan & inovasi. Swasta juga perlu dilibatkan dalam hal ini dengan  koridor yang ketat,” katanya.

Dia mengatakan riset dan inovasi harus terus dilakukan, ia berharap Indonesia bisa melakukan riset sendiri tidak selalu menjadi kelinci percobaan.

“Nasionalisme diutamakan, misalnya menjadikan produk riset untuk bangsa Indonesia dan tidak menjadikan kita sebagai kelinci percobaan saja. Langkah lainnya adalah reward maksimal dari setiap usaha penunjang Ristek. Ketiadaan lembaga (kementerian) bukan berarti penghilangan concern,” katanya.

Baca Juga: Link Live Streaming Persib vs PSS Semi Final Piala Menpora di Vidio dan Indosiar

Mardani Ali Sera juga meminta segera disusun organisasi BRIN yang belum selesai sejak dibentuk melalui Perpres Nomor 74 tahun 2019.

“Profesionalisme, menampung kepentingan riset & inovasi harus tercermin dari struktur tersebut. Para deputi diisi kalangan profesional yang punya kemampuan riset & inovasi yang mumpuni di bidangnya,” katanya.

Dia mengatakan, ke depan BRIN jadi wadah bagi akademisi, ilmuwan, sampai inovator yang ada di negeri ini. Ia juga mengatakan BRIN akan menjadi pelaksana bukan pengambil kebijakan.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Terima Penghargaan Untuk Solo, Ferdinand Hutahaean Sindir Anies Baswedan?

“Harus digaris bawahi, BRIN merupakan pelaksana, jadi jangan bebankan fungsi kebijakan pada BRIN. Hal itu bisa menambah kegaduhan yang tak perlu karena rentan penyelewengan kekuasaan & mengacaukan prinsip tata kelola yang baik,” ujarnya.

Mardani Ali Sera menambahkan, aspek pembinaan peneliti juga perlu dirumuskan karena selama ini hanya diserahkan pada mekanisme pasar. Imbasnya ketertarikan para sarjana baru memilih profesi peneliti dan menggeluti dunia riset kian merosot.

“Bangun kultur riset yang kondusif bagi pengembangan iptek sehingga riset bisa berujung pada inovasi,” pungkasnya.***

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah