Daftar Negara yang Terdeteksi AY.4.2, Varian Corona Apa Itu dan Apakah Delta Plus Lebih Bahaya?

10 November 2021, 14:20 WIB
Besok PPKM Level 4 Berakhir, Varian Delta Plus Lagi Naik Daun /Pixabay.com/PIRO4D

BERITA DIY - Sub-varian Delta Covid-19 atau Delta Plus AY.4.2 mulai terdeteksi di beberapa negara oleh World Health Organization (WHO). Lalu varian corona apa itu, dan apakah Delta Plus lebih berbahaya?

Varian Delta Plus AY.4.2 adalah salah satu dari 45 sub garis keturunan Delta dan dijuluki sebagai Delta Plus. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan peningkatan kasus AY.4.2 telah diamati sejak Juli.

Baca Juga: Bocoran Harga Vaksin Corona untuk Booster Tahun 2022: Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer

"Peningkatan AY.4.2 pengiriman urutan telah diamati sejak Juli," kata WHO yang dikutip dari Al-Jazeera, Selasa 2 November 2021.

Teranyar, varian Delta Plus terdeteksi di Malaysia pada dua orang warga Malaysia yang baru saja bepergian dari Inggris.

Lalu pertanyaan pun muncul, apakah varian Delta Plus ini lebih berbahaya?

Para ahli dan ilmuwan belum merilis pernyataan bahwa Delta Plus lebih berbahaya dari varian Delta sebelumnya.

Baca Juga: UPDATE Covid-19 Global Hari Ini, 19 Oktober 2021: Total Kasus Sembuh Virus Corona Capai 219.293.929 Jiwa

Ahli virologi molekuler, Dr Vinod Balasubramaniam dari Jeffrey Cheah School of Medicine and Health Sciences di Monash University Malaysia mengatakan sekarang ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa varian Delta plus lebih daripada varian Delta aslinya.

Sementara itu Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) pun melabeli AY.4.2 sebagai varian yang sedang diselidiki. Artinya belum ada pernyataan resmi apakah Delta Plus merupakan varian yang berbahaya.

WHO dalam laporan pembaruan epidemiologi mingguannya meneybutkan bahwa strain baru ini telah diidentifikasi di 42 negara seperti Inggris, India, Isral, Rusia, dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Benarkah Corona Sudah Disebutkan Dalam Al Quran? Ini Kata Ustadz Buya Yahya

Ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove mengatakan sejauh ini, varian yang paling dominan di global masih varian Delta. Menurutnya, varian ini masih berpeluang besar untuk bisa bermutasi.

"Delta dominan, tetapi Delta berkembang. Semakin banyak virus (Delta) beredar, semakin besar peluangnya untuk bermutasi," ucapnya dikutip dari WHO.Int.

"Jadi, varian Delta adalah varian yang menjadi perhatian WHO pelacakan dan pemantauan di seluruh dunia. Ini adalah varian yang menjadi perhatian karena kami tahu itu telah meningkatkan transmisibilitas," tambahnya.***

Editor: Muhammad Suria

Sumber: Al Jazeera WHO.Int

Tags

Terkini

Terpopuler