Indonesia Kehilangan Putra Terbaiknya, Fadli Zon Berduka atas Meninggalnya Mantan Menteri Penerangan Harmoko

5 Juli 2021, 19:00 WIB
Anggota DPR Fraksi Gerindra, Fadli Zon berduka cita atas meninggalnya Harmoko. /Tangkapan layar Instagram @fadlizon

BERITA DIY - Innalillahi wa innailaihi rojiun. Kabar duka kembali menyelimuti tanah air. Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon turut mengucapkan duka cita mendalam atas meninggalnya Harmoko.

Harmoko merupakan Mantan Menteri Penerangan era Presiden Soeharto. Ia meninggal dunia pada hari ini, Senin, 5 Juli 2021.

Fadli Zon turut berduka cita mendalam atas kepergian Harmoko. Ia mendoakan agar almarhum husnul khotimah dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Baca Juga: Indonesia Kembali Dirundung Duka, Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas Berduka Atas Meninggalnya Harmoko

"Innalillahi wa innailaihi rojiun. Selamat jalan P Harmoko bin Asmoprawiro smg husnul khotimah n diberi tempat mulia di sisi Allah SWT." tulis Fadli Zon di akun twitternya, @fadlizon hari ini.

Fadli Zon juga mengenang saat Harmoko masih hidup. Pada tahun 2013 lalu, Harmoko sempat memberikan sebuah mesin ketik dan kopiah kepada Fadli Zon.

"Foto thn 2013 kenangan ketika P Harmoko memberikan mesin tik beliau pd sy juga kopiah yg dipakai sbg Ketua MPR RI th 1998. al Fatihah." ujar Fadli Zon.

Baca Juga: Sosok Harmoko yang Tutup Usia, Memulai Karier Wartawan hingga Menjabat Menteri Era Soeharto

Sebagai informasi, selain pernah menjadi Menteri Penerangan di era Presiden Soeharto, Harmoko juga pernah menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di era Presiden BJ Habibie.

Harmoko meninggal dunia pada hari ini di usia 82 tahun. Jenazah dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.

Semasa hidup, Harmoko disebut-sebut sebagai salah satu orang kepercayaan Presiden Soeharto.

Baca Juga: Innalillahi, Selamat Tinggal untuk Selamanya! Jubir Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Berduka Wafatnya Harmoko

Saat menjadi Menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari pemerintah.

Harmoko memulai karirnya sebagai seorang wartawan di berbagai surat kabar di Jakarta sebelum melengser ke Senayan.

Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat Soeharto selaku presiden untuk masa jabatannya yang ke-7.

Namun dua bulan kemudian Harmoko pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.***

 

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler