Mengenal Suku Bajo Jadi Inpirasi Metkayina di Film Avatar 2, Asal dari Daerah Mana?

- 22 Desember 2022, 14:50 WIB
Avatar yang hidup di Metkayina memiliki postur tubuh yang lebih besar dan kulitnya lebih hijau toska
Avatar yang hidup di Metkayina memiliki postur tubuh yang lebih besar dan kulitnya lebih hijau toska /Instagram.com/@avatar

BERITA DIY – Film Avatar: The Way of Water setelah rilis di Indonesia pada 16 Desember 2022 atau 13 tahun setelah film pertamanya, ternyata latar belakang film tersebut terinspirasi dari salah satu suku yang ada di Indonesia,yaitu dari  wilayah perairan Sulawesi, Kalimantan Timur, Maluku, Nusa Tenggara, hingga ke pantai timur Sabah (Malaysia) dan Kepulauan Sulu (Filipina).

Suku Bajo memiliki sebutan pengembara laut, karena pada zaman dahulu penduduknya mayoritas terbiasa hidup di atas perahunya yang disebut nomaden.

Suku ini juga memiliki beberapa sebutan diantaranya seperti Bajo, Bajau, Badjaw, Sama, atau Same. Penduduk suku Bajo terkenal ramah terhadap para pendatang. Keramahan para orang tua dan anak anak disana membuat kita tidak akan pernah lupa pada suku bajo ini.

Dari film yang sudah tayang tersebut. James Cameron memamerkan keindahan bawah laut dari Pandora Bersama semua satwanya. Avatar: The Way of Water ini memiliki durasi 3 jam 10 menit dan menempati posisi kedua film terlaris sepanjang masa.

Baca Juga: Nonton Avatar 2 The Way of Water Sub Indo Bukan Streaming Film LK21 atau Rebahin, Ini Legal Full Movie

Cerita di film sekuel ini masih seputar Sully yang tergantung dengan adanya operasi penambangan RDA. Setelah itu mereka pergi ke Pelabuhan yang aman di dekat terumbu karang. Di tempat itu Sully menemukan klan baru yang tidak dikenal sebelumnya.

Klan baru tersebut berada di laut Na’vi yang bernama Metkayina berada di desa Awa’atlu di mana rumah-rumah atau marui dibangun di sela-sela akar pohon laut.

Avatar yang hidup di Metkayina memiliki postur tubuh yang lebih besar dan kulitnya lebih hijau toska. Mata mereka juga lebih besar dan berwarna biru, berbeda dari klan Omaticaya yang memiliki mata warna kuning.

Selain itu ekor warga Metkayina seperti hewan laut pada umumnya yang bisa dipakai untuk memudahkan mereka bergerak saat berenang. Sementara buntut warga Omaticaya kecil dan panjang seperti hewan yang hidup di hutan pada umumnya.

Halaman:

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x