Fee-Based Income BRI Tumbuh Impresif, Capai Double Digit

22 September 2023, 20:30 WIB
Tumbuh Impresif, Fee-Based Income BRI Capai Double Digit /Dok. BRI

BERITA DIY   Seiring proyeksi suku bunga yang berpotensimenurunkan margin, dunia perbankan tengah gencar mencari pendapatan di luar pendapatan bunga atau fee-based income, yang merupakan keuntungan dari hasil transaksi atau jasa bank lainnya.

Salah satunya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atauBRI yang secara konsisten terus mendorong pertumbuhan fee-based income.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso pada kegiatan Media Gathering di Jakarta (12/9) yang mengatakan bahwapertumbuhan impresif fee-based income di BRI tak lain disebabkanoleh transaksi yang turut meningkat seiring menguatnya transformasidigital.

Baca Juga: PIP Sudah Cair Lagi! Nama Siswa SD SMP SMA Penerima PIP Kemdikbud 2023 Bisa Cek Saldo di Mobile Banking BRI

“BRI sendiri terus mengembangkan transformasi di area digital melalui 3 fokus yakni Digitizing Core, Digital Ecosystem serta New Digital Proposition. Dan transformasi digital yang dilakukan oleh BRI tidak hanya memberikan dampak dari sisi efisiensi namun juga memberikan dampak signifikan terhadap pencapaian fee-based incomeperseroan. Dimana fee-based income konsolidasian BRI tercatattumbuh 9,14% yoy menjadi senilai Rp10,22 triliun hingga akhir Juni2023, sehingga porsi fee-based income terhadap pendapatan BRI mencapai double digit”, imbuh Sunarso.

Seperti diketahui, dalam lima tahun terakhir, BRI mulai mengalihkan sejumlah proses bisnisnya dari konvensional banking menjadi digital.

Seiring berjalannya waktu, kualitas layanan digital BRI kepadamasyarakat konsisten meningkat, dan jumlah penikmat layanan pun bertambah.

Salah satu pemanfaatan layanan digital yang terbuktidiminati segmen masyarakat luas, yakni Super Apps BRImo.

Tercatat hingga akhir Juni 2023, aplikasi yang diluncurkan pada tahun2019 ini sudah mencapai 27,8 juta pengguna, naik 50,8 % secara year on year (yoy), serta nilai transaksi di BRImo kini sudah bertumbuh76,3% atau menjadi 1.896 triliun.

Hal tersebut adalah keberhasilan BRI mengembangkan retail transaction banking melalui super apps BRImo yang kemudian juga melayani transaksi-transaksi pembayaran lain, ditambah lagi daritransaksi trade finance. Jadi sumber income atau fee base income BRI pertama berasal dari fee transaksi, terutama dari mobile banking kita. Yang kedua dari yang terkait administrasi kredit,” ucap Sunarso.

Tak hanya dari segmen retail, BRI juga mewadahi proses transaksi di segmen makro seperti wholesale transaction.

Segala transaksimelibatkan korporasi yang mana membutuhkan proses pembayaranmelalui garansi atau trade finance, cash management, hingga transaksiforex, semua kini terintegrasi pada platform digital milik BRI lainnyayakni Qlola.

Sunarso mengatakan, melalui Qlola nasabah korporasi berpotensimenyebarkan value chain bisnisnya hingga ke level mikro. Dari sana, dampak pada fee-based income BRI pun semakin signifikan.

“Di dalam Qlola itu ada 4 sampai 5 fungsi sekaligus, mulai dari trade finance, kedua, cash management, forex, investment, dan jugadashboard untuk monitoring. Hal tersebut terus dikembangkan. Sehingga ekosistemnya mencangkup wholesale, menengah, kecil, consumer, mikro, ada di dalam satu ekosistem. Itulah bagian daritransformasi digital di BRI,” lanjutnya.

Tak sampai di sana, BRI juga memiliki platform yang mewadahiekosistem mikro bernama Pasar Rakyat Indonesia (PARI). Layananyang bisa mengkoneksikan sesama nasabah mikro ini juga memberikan kontribusi besar terhadap fee-based income.***

 

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler