يَقُوْلُوْنَ: لاَ وَاللهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا
“Belum. Demi Allah, wahai Tuhanku. Mereka belum pernah sekalipun melihat surga-Mu.”
يَقُوْلُ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا
“Bagaimana seandainya mereka sudah pernah melihatnya?”
يَقُوْلُوْنَ: لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا كَانُوْا أَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصاً وَأَشَدَّ لَهَا طَلَباً وَأَعْظَمَ فِيْهَا رُغْبَةً
“Apabila mereka pernah melihatnya, pasti mereka lebih semangat dan giat dalam mencari dan menyukai surga tersebut.”
قَالَ: فَمِمَ يَتَعَوَّذُوْنَ
“Apa yang mereka mintakan perlindungan?”
يَقُوْلُوْنَ: يَتَعَوَّذُوْنَ مِنَ النَّارِ،
“Mereka meminta perlindungan dari siksaan api neraka.”