Apa Itu Credit Suisse? Ini Kronologi Kasus Bank Swiss yang Terancam Bangkrut, Apa Dampaknya ke Indonesia?

16 Maret 2023, 15:24 WIB
Credit Suisse bangkrut, kasus Credit Suisse, dampak kredit Bank Swiss, kronologi Credit Suisse dan apa itu Credit Suisse. /Foto: Pixabay/geralt/

BERITA DIY - Saat ini banyak yang cari Credit Suisse bangkrut, kasus Credit Suisse, dampak kredit Bank Swiss, kronologi Credit Suisse dan apa itu Credit Suisse.

Ketahui apa itu Credit Suisse dilengkapi dengan kronologi kasus Bank Swiss yang terancam bangkrut, apa dampaknya ke Indonesia?.

Didirikan pada tahun 1856, Credit Suisse adalah bank terbesar kedua di Swiss, dan memiliki pengaruh penting di pasar modal global.

Sejak 2021, bank diganggu oleh berita negatif seperti kerugian investasi. Harga saham Credit Suisse terus turun, dan nilai pasarnya turun drastis.

Baca Juga: Cara Registrasi M-banking BCA di HP dan di ATM BCA, Ini Metode Aktivasi Finansial Tanpa ke Bank

Pada awal Februari, Credit Suisse membukukan rugi bersih sebesar 7,3 miliar franc Swiss untuk tahun 2022, sedangkan pada tahun 2021 rugi bersihnya sebesar 1,7 miliar franc Swiss.

Menurut laporan tahunan bank 2022 yang dirilis pada Selasa (14/3/2023), ada "kelemahan material" dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

Sementara itu, Saudi National Bank, pemegang saham utama Credit Suisse, mengatakan pada Rabu (15/3/2023) bahwa pihaknya tidak akan menambah sahamnya di bank tersebut.

Kedua peristiwa ini semakin memukul harga saham Credit Suisse, dan jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat telah membuat harga saham bank-bank Eropa secara umum anjlok.

Baca Juga: Hadirkan Solusi Transaksi Digital Masyarakat, Bank Mandiri Kembali Gandeng BPR

Kemudian pada Rabu (15/3/2023), bank sentral Swiss dan Otoritas Pengawas Pasar Keuangan Swiss FINMA, mengeluarkan pernyataan tentang ketidakpastian pasar.

Mereka mengatakan bahwa nilai bursa saham Credit Suisse, dan nilai sekuritas utangnya, sangat dipengaruhi oleh reaksi pasar dalam beberapa hari terakhir.

Namun, kedua lembaga tersebut mengatakan bahwa masalah bank tertentu di AS tidak menimbulkan risiko langsung ke pasar keuangan Swiss.

"Credit Suisse memenuhi persyaratan modal dan likuiditas yang dikenakan pada bank-bank penting secara sistemik. Jika perlu, SNB akan menyediakan likuiditas kepada CS," kata pernyataan itu.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 16 Maret 2023 di Pegadaian Turun: Antam di Butik Logam Mulia Naik Rp10 Ribu Per Gram

Dampak Suisse Bank ke Indonesia

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Kamis tergelincir di tengah isu krisis Credit Suisse Bank di Swiss dengan harga sahamnya yang terus turun dan mengalami kesulitan likuiditas.

Rupiah pada Kamis pagi dibuka turun 51 poin atau 0,33 persen ke posisi Rp15.433 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.382 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra, dikutip dari Antara, mengatakan, masalah Credit Suisse Bank memicu kekhawatiran pasar bahwa krisis perbankan Amerika Serikat menyebar ke Eropa.

Hal itu mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman seperti emas dan dolar AS.

Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didorong pembelian safe-haven setelah saham Credit Suisse jatuh menyusul pengungkapan "kelemahan" dalam pelaporan keuangannya yang memperbaharui kekhawatiran investor bahwa krisis perbankan global yang meluas mungkin sedang terjadi.

Menyusul kegagalan beberapa bank regional di Amerika Serikat dengan runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) California dan Signature Bank dari New York, saham Credit Suisse anjlok lebih dari 20 persen selama jam perdagangan, memicu kembali kekhawatiran tentang penularan sektor perbankan Amerika Serikat (AS) yang mendunia.***

Editor: MR Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler