BERITA DIY - Pada 14-15 Juni 2022, suku bunga acuan The Fed naik sebesar 0,75 poin. Lantas, apa efek The Fed bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari rupiah, saham, emas dan suku bunga pinjaman serta cicilan KPR.
Bank Sentral Amerika, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 persen dan menjadi yang terbesar sejak 28 tahun yang lalu, atau tahun 1994.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis, 16 Juni 2022, kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed, dilakukan agar menahan inflasi di Amerika Serikat yang terus memuncak di luar prediksi mereka.
Dalam forum Federal Open Market Committee (FOMC), diputuskan kenaikan suku bunga acuan pinjaman The Fed menjadi 1,5-1,75 persen, dari 0 persen pada awal tahun.
Dari data yang sama, diperkirakan suku bunga acuan The Fed akan terus naik hingga akhir tahun di angka 3,4 persen.
Selain itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan dukungan atas keputusan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan mereka.
Baca Juga: Daftar Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini Pegadaian, Rabu 15 Juni 2022 yang Terus Melemah
Di lain pihak, pengamat ekonomi dari Grant Thornton, Diane Swonk mengkritisi apa kebijakan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang diambil oleh FOMC.
Melalui akun pribadi Twitter-nya, Swonk menyatakan jika kebijakan yang diambil The Fed seperti apa yang pernah terjadi di awal tahun 1980-an.
Saat itu, Gubernur The Fed Paul Volcker menaikkan suku bunga acuan hingga 20 persen untuk menghentikan inflasi tapi menyeret Amerika Serikat ke dalam resesi.
Baca Juga: 3 Digit Berapa Rupiah? Ini Penjelasan Istilah Kekinian dan Biasa Digunakan untuk Apa?
Apa efek kenaikan suku bunga acuan The Fed bagi investasi di Indonesia?
Naiknya suku bunga acuan The Fed direspon negatif oleh pasar keuangan global, termasuk di Indonesia.
Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mengikuti langkah The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan mereka.
Adapun efek dari kenaikan suku bunga acuan BI karena The Fed adalah bunga KPR (Kredit Perumahan Rakyat), bunga kredit kendaraan bermotor, hingga pinjaman modal usaha akan alami kenaikan pula.
Kebijakan The Fed pada pasar Indonesia juga akan membawa dampak pada rupiah yang akan semakin menguat dari dolar AS.
Meski demikian, pelemahan atau penguatan rupiah Indonesia terhadap dolar AS juga dipengaruhi oleh faktor fundamental ekonomi Tanah Air.
Dikutip dari ANTARA, rupiah hari ini bergerak menguat tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.738 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.745 per dolar AS.
Tak hanya itu, dengan penahanan inflasi dolar AS dari kebijakan The Fed, diprediksi saham-saham ddi Bursa Efek Indonesia (BEI) akan naik selaras dengan pergerakan dolar AS yang masuk ke Indonesia.
Bagaimana harga emas? Dalam analisa teknikal, pergerakan harga emas mengikuti fundamental kenaikan suku bunga The Fed.
Artinya, jika terjadi kenaikan suku bunga acuan The Fed, harga emas akan diproyeksi naik per ons troi.
Demikian penjelasan efek suku bunga acuan The Fed bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang baru naik 0,75 persen Juni 2022 ini.***