Tata Cara I'tikaf di Masjid di Bulan Ramadhan yang Dianjurkan Rasulullah SAW

17 April 2021, 16:09 WIB
Ilustrasi I'tikaf di masjid /Pixabay/Sharanong

BERITA DIY - I’tikaf merupakan ibadah dengan cara berdiam diri di dalam masjid dengan tujuan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, I’tikaf dimuliakan karena di waktu itulah Allah swt menurunkan Lailatul Qadar atau malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Pada malam itu doa-doa akan dikabulkan maka beri’tikaf di bulan Ramadhan terlebih di sepuluh hari terakhir, semata-mata hanyalah untuk meminta ampunan dan ridho-Nya.

I'tikaf bisa dilangsungkan selama waktu-waktu tertentu, selama hitungan jam, semalam penuh, atau bisa sepuluh hari berturut. Hal itu tergantung dengan niat yang kita pilih.

Baca Juga: Unggah Foto Kunjungan ke Kerajaan Inggris, SBY Bagikan Kesan Mengenai Pangeran Philip

Baca Juga: Jadwal MotoGP Portugal 2021 dan Link Live Streaming Kualifikasi Malam Ini

Rasulullah SAW juga menyampaikan dalam sebuah hadits tentang I’tikaf di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan:

مَنِ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ

Mani’takafa ma’iyi falya’ta kifal ‘asyralawakhir

Artinya: “Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir,” (HR. Ibnu Hibban)

Selain itu diriwayatkan dari Aisyah r.a, ia berkata, “Apabila telah masuk hari kesepuluh, yakni sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, Rasulullah mengencangkan kain sarungnya dan menghidupkan malam-malam tersebut serta membangunkan istri-istrinya,” (Muttafaq Alaihi)

Baca Juga: Nadiem Makarim 'Disemprot' Ketua MUI Pusat Soal Aturan yang Bikin Salah Paham: Dicerna Sebelum Dikeluarkan

 

Ada empat rukun yang harus diperhatikan saat hendak melaksanakan I'tikaf:

1. Membaca niat

Bacaan doa niat hendak mengerjakan I’tikaf adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ

Nawaitu an a’takifa fii hadzal masjidi maa dumtu fiih

Artinya: “Saya berniat I’tikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.”

2. Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah sholat

3 Masjid sebagai tempat i’tikaf

4. Orang yang beri’tikaf.

Pada rukun I’tikaf nomor 2 dan 3, berdasarkan Fatwa Tarjih Muhammadiyah (2009), yang digolongkan sebagai masjid menurut ulama Hanafi adalah masjid yang memiliki imam dan muadzin khusus, baik dimanfaatkan untuk pelaksanaan sholat lima waktu atau tidak.

Adapun masjid menurut ulama Hambali adalah masjid yang bisa dipakai untuk melaksanakan i’tikaf diutamakan masjid jami’ (masjid yang biasa digunakan untuk melaksanakan sholat jumat) dan tidak mengapa jika dilakukan di masjid biasa.

Kemudian syarat orang yang beri’tikaf adalah:

-Beragama islam
-Sudah baligh baik laki-laki maupun perempuan
-Dilaksanakan di masjid, baik masjid jami’ atau masjid biasa
-Orang yang beri’tikaf hendaklah memiliki niat i’tikaf
-Orang yang tidak berpuasa boleh melakukan i’tikaf
-Bebas dari hadas besar

Baca Juga: Yuni Shara Ramai Diperbincangkan di Twitter, Ferdinand Hutahaean: Terima Kasih Sudah Kenakan Ulos Batak

Kegiatan I’tikaf sendiri dapat dilakukan dengan cara berdzikir kepada Allah SWT di dalam masjid, membaca kalimat thayyibah ((لا اله الا الله, tasbih (سبحان الله), istighfar (استغفر الله العظيم), syukur (الحمد لله), membaca Al-Qur'an, sholat sunnah, bertaubat, beristighfar, bertaubat, dan lain sebagainya.

Hal tersebut untuk mengingat, memohon ampunan, dan bertaubat kepada Allah SWT.

Dikutip dari kemenag.go.id, kegiatan I’tikaf dianjurkan setiap waktu, namun lebih diutamakan saat memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

Itu dia tata cara I’tikaf di bulan Ramadhan yang dianjurkan Rasulullah saw.***

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler