BERITA DIY - Pada periode keduanya saat ini nama Presiden Joko Widodo (Jokowi), kian melambung. Bahkan tingkat kepuasan publik kepadanya hampir mencapai 70 persen.
Melihat tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden Jokowi membuat publik percaya bahwa Indonesia bisa menjadi negara maju di bawah kepemimpinannya.
Survei yang dilakukan oleh Polmatrix Indonesia menyebut tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi mencapai 71,8 persen.
Baca Juga: 25 Sekolah Kedinasan yang Lulusannya akan Jadi CPNS, Pendaftaran Tahun Ajaran Baru akan Dibuka BKN
"Dengan tingkat kepuasan publik lebih dari 70 persen, publik percaya bahwa Indonesia bisa menjadi negara maju dipimpin Presiden Jokowi,” ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto sebagaimana dikutip BERITA DIY dari Antaranews pada Jumat, 2 April 2021.
Kurva kasus positif Covid-19 sudah mulai bergerak turun, sementara laju vaksinasi terus meningkat menjadi salah satu faktor meningatnya kepuasan publik. Seiring dengan itu optimisme publik untuk pemulihan ekonomi tampak kian berkembang.
Selain itu masifnya laju pembangunan di tanah air menjadi salah satu faktor lain.
"Gencar-nya pembangunan infrastruktur memberi kemudahan dan kelancaran untuk mobilitas manusia dan barang," katanya.
Selama bertahun-tahun kendala infrastruktur dan kerumitan birokrasi menempatkan Indonesia pada posisi bawah dalam kemudahan berusaha dan berinvestasi.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah pun menelurkan UU Cipta Kerja guna memangkas berbagai hambatan tersebut.
Selain itu diluncurkan pula Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) sebagai strategi untuk menarik masuk investasi besar.
"Berbagai jurus yang ada diharapkan bisa menggenjot kemajuan Indonesia usai pandemik Covid-19," tutur-nya.
Namun demikian, masih ada ketidakpuasan dari publik yakni sebesar 24,2 persen dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 4,0 persen.
"Masih ada yang skeptis terhadap pemerintah, ataupun mereka yang belum siap untuk bergerak maju," ucap Dendik.
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 20-25 Maret 2021 kepada 2.000 orang responden mewakili 34 provinsi.
Survei dilakukan melalui telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih acak. Margin of error survei sebesar ±2,2 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.***