Sri Mulyani dan Para Akademisi UI Baca Puisi Untuk Prof Sapardi Djoko Damono

- 29 Juli 2020, 18:40 WIB
SAPARDI Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu 19 Juli 2020 pukul 09.17 WIB.*
SAPARDI Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu 19 Juli 2020 pukul 09.17 WIB.* /ANTARA

BERITA DIY - Prof Sapardi Djoko Damono pergi meninggalkan kenangan manis akan karya sastranya. Untaian kata pada puisi-puisi karya sastrawan besar ini sederhana, namun sangat dalam menyentuh sukma pembaca.

Sebagai tanda penghormatan akan kepergian mantan dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) itu,‎ 26 profesor/akademisi/alumni UI yang merupakan penggemar karyanya, sahabat, kolega, serta murid-muridnya menggelar Virtual Poetry Reading‎.

Acara itu dihadiri istri almarhum, Sonya Sondakh. Ajang tersebut merupakan bentuk apresiasi bagi Prof. Sapardi yang merupakan seniman intelektual Indonesia.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut,Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Rektor UI Prof Ari Kuncoro juga turut membacakan puisi karya SDD yang paling ia sukai, yaitu Puisi Hujan Bulan Juni.

Sapardi Djoko Damono berpulang pada 19 Juli 2020 dalam usia 80 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka bagi segenap sivitas akademika dan warga UI.

“Beliau memiliki tempat tersendiri di hati kami, beliau adalah seorang pujangga yang tidak hanya ada di hati generasi seperti kami, melainkan pula turut mengisi para generasi muda saat ini. Semoga persembahanVirtual Poetry Reading ini dapat menyampaikan rasa kasih kami yang sangat mendalam. Teriring doa semoga beliau bahagia dalam perjalanannya menuju surga,” ujar Prof Riri Fitri Sari, Guru Besar FTUI, selaku penggagas kegiatan itu dalam keterangan tertulis Humas UI, Rabu, 29 Juli 2020 seperti dilansir dari Pikiran-Rakyat.com

Dalam pembukaan pidatonya, Sri Mulyani menuturkan kekagumannya terhadap sosok Sapardi.

“Seorang pujangga penyair telah meninggalkan kita semua, terasa melengkapi duka dunia yang telah ditatar oleh Covid-19. Namun sajak dan puisinya yang indah senantiasa bersama kita dan abadi. Seorang yang mampu melahirkan kata dari rasa, kata-kata dari mata, telinga, suasana, kata-kata dari kala dan waktu yang tiada teraba," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Sri Mulyani juga membacakan sebuah puisi karya Sapardi yang sangat ia sukai, berjudul Terbangnya Burung. Sri Mulyani menuturkan, puisi itu sangat mengena di hatinya.

Halaman:

Editor: Galih Nur

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x