Mengenang Munir, Menolak Lupa Atas Tragedi 7 September 2004

- 7 September 2020, 12:06 WIB
Munir salah satu pejuang HAM serta Kemanusiaan yang tewas karena diracun di dalam pesawat.
Munir salah satu pejuang HAM serta Kemanusiaan yang tewas karena diracun di dalam pesawat. /Galih Nur Wicaksono/ringtimesbali.pikiran-rakyat.com

BERITA DIY - Hari ini tepat pada 7 September 2004 atau 16 tahun yang lalu, sebuah tragedi pembunuhan terhadap salah satu sosok yang dianggap vokal terhadap Hak Asasi Manusia serta Kemanusiaan dan Pelanggaran HAM yakni Munir Said Thalib.

Kematian dari Munir masih menjadi sebuah misteri sampai saat ini. Pendiri Imparsial dan aktivis Kontras itu tewas di pesawat terbang ketika bertolak ke Amsterdam, Belanda untuk melanjutkan studi di sebuah universitas yang memberikan beasiswa S2 satu tahun untuk bidang International Protection on Human Rights.

Akan tetapi takdir berkata lain, bahwa sang pejuang HAM itu harus meninggal akibat racun yang didapati di tubuhnya ketika berada di dalam pesawat.

Baca Juga: 37 Bakal Calon Pilkada Serentak 2020 Positif COVID-19, KPU Sebut Itu Bukan Syarat Menggugurkan

Hingga saat ini, kematian dari Munir belum ada yang menemukan siapa sosok atau dalang dibalik pembunuhan Munir. Pengadilan memang telah menetapkan vonis 14 tahun terhadap Pollycarpus Budihari Priyanto yang disebut sebagai pelaku pembunuhan.

Pengadilan juga memvonis Direktur Utama PT Garuda Indonesia saat itu, Indra Setiawan, dengan hukuman 1 tahun penjara. Dia dianggap terlibat dalam kasus yang dianggap banyak orang belum mengadili dalang pembunuhan

Oleh karena itu, masyarakat sampai hari ini masih menggaungkan kata-kata "MERAWAT INGATAN, MENOLAK LUPA" sebab kita akan selalu ingat akan sebuah tragedi yang sampai saat ini tidak di ketahui siapakah dalang nya dan apa yang menjadi motivasi dari sang dalang pembunuhan terhadap pembunuhan Munir.

Baca Juga: Syarat Mendapatkan BLT Rp 600 Ribu Bagi Karyawan Swasta Dari Pemerintah

Munir Said Thalib lahir di Malang, Jawa Timur pada 8 Desember 1965. Dia berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya dan terkenal sebagai seorang aktivis kampus. Berkat ketekunannya, Munir dipilih rekan-rekannya untuk menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Unibraw pada 1998, Koordinator wilayah IV Asosiasi Mahasiswa Hukum Indonesia.

Halaman:

Editor: Galih Nur

Sumber: Berita DIY Pikiran Rakyat Jurnal Gaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x