Happy Hypoxia, Gejala Baru Covid-19 yang Lebih Mematikan

- 27 Agustus 2020, 19:12 WIB
Ilustrasi virus Covid-19 yang kini menampakkan gejala baru pasien sebagai happy hypoxia.
Ilustrasi virus Covid-19 yang kini menampakkan gejala baru pasien sebagai happy hypoxia. /Pixabay

BERITA DIY - Kasus pasien meninggal positif Covid-19 karena happy hypoxia belakangan ini menjadi perhatian utama para tenaga medis. Happy hypoxia atau silent hypoxemia merupakan istilah medis merujuk pada keadaan kadar oksigen dalam darah kurang dari level normal namun penderita tidak menampakkan gejala.

Kondisi ini membingungkan para tenaga medis dan ilmuwan, sebab dasarnya keadaan ini bertentangan dengan konsep biologi dasar. Seharusnya, ketika tubuh mengalami penurunan oksigen dibawah 90 persen secara alami tubuh akan merasa sesak napas, tubuh melemah bahkan lebih parahnya bisa mengancam nyawa.

Pasien Covid-19 yang mengalami happy hypoxia atau silent hypoxemia terlihat baik-baik saja dengan kondisinya namun yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh adalah saturasi oksigen dalam darah mengalami penurunan hingga batas rendah. Bahkan penurunan saturasi oksigen ini tidak memperlihatkan gejala kesulitan untuk bernapas sama sekali.

Baca Juga: Desainer Kondang Barli Asmara Meninggal, Para Artis Penuhi Kolom Komentar Ucapkan Belasungkawa

Ditemukan di beberapa kasus yang telah terjadi pasien Covid-19 dengan gejala happy hypoxia masih bisa berkomunikasi, tidak mengalami susah napas, bahkan beraktivitas.

Pada kondisi normal saturasi oksigen dalam tubuh ada di level 90 hingga 100 persen untuk bisa bekerja sesuai fungsinya. Pada level tersebut sel darah merah atau hemoglobin bisa memenuhi jumlah kebutuhan oksigen ke seluruh tubuh dan membiarkan paru-paru menyerap oksigen seperlunya.

Namun jika saturasi oksigen di bawah level normal, kemampuan sel darah merah untuk mengikat dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh tidak bekerja dengan baik. Malahan otak tidak merespon keadaan tersebut sampai ketika kondisi saturasi oksigen sudah benar-benar di level terendah dan pasokan oksigen untuk paru-paru kurang.

Baca Juga: BTS Raih Perfect All Kill di Tangga Lagu iChart Lewat ‘Dynamite’

Beberapa kasus yang terjadi pada pasien Covid-19 dengan kondisi happy hypoxia tidak mengalami sesak napas sedikitpun atau tidak sama sekali. Namun nantinya kondisi pasien akan memburuk ketika saturasi oksigen sudah anjlok hingga diperlukan pemasangan ventilator.

Kondisi seperti itulah yang dialami pasien dengan gejala happy hypoxia. Gejala ini sangat menipu jika pasien tidak diawasi dengan analisis gas darah arteri (AGD), penghitung saturasi oksigen, secara rutin dan berkala oleh dokter.

Halaman:

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x