Network
BERITA DIY - Melihat persahabatan cewek dan cowok mungkin terlintas dipikiran kalau mereka pasangan. Atau beranggapan satu di antara mereka punya perasaan lebih. Padahal yang sebenarnya terjadi mereka benar-benar sekadar sahabat, tidak lebih.
Seperti hubungan yang terjalin pada karakter Harry Potter dan Hermione Granger di serial film Harry Potter. Sebuah film delapan seri adaptasi dari buku novel best-seller karya J.K. Rowling. Atau hubungan kedekatan antara Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet. Dua aktor Hollywood yang dipertemukan dalam film Titanic dan masih bersahabat hingga hari ini. Hubungan mereka bisa dijadikan gambaran sebuah hubungan platonik.
Hubungan platonik sendiri merupakan pemikiran filosofi diambil dari pemikir Yunani, Plato, bahwa cinta manusia adalah untuk mengarahkan pikiran seseorang untuk mencintai ketuhanan. Jadi tidak ada ketertarikan untuk terlibat secara seksual.
Baca Juga: Tongkrongan Outdoor di Yogya Ini Harus Dinikmati Sebelum Musim Penghujan Tiba
Jadi dalam menjalankan hubungan platonik dua orang yang terlibat dituntut agar tidak memiliki perasaan berlebih dengan partnernya. Esensial dari hubungan platonik lebih kepada mencintai jiwa seseorang daripada raga.
Hubungan ini terbangun semakin kuat dengan intensitas kedekatan, kemiripan dalam pandangan hidup, kenyamanan, perhatian, saling mendukung dan menghormati, dan banyak hal.
Terjadinya cinta platonik sebenarnya tidak sebatas pada hubungan lawan jenis, cewek dan cowok, namun bisa dalam segala konteks hubungan asalkan dasarnya adalah sebuah perasaan cinta yang tulus tanpa didasari hasrat seksual. Dengan adanya bentuk hubungan platonik ini bisa mengurangi anggapan kalau cewek dan cowok murni nggak bisa sahabatan.
Hubungan platonik terancam rusak jika salah satunya menumbuhkan rasa ingin memiliki dan dimiliki. Untuk menjaga kelanggengan hubungan ini perlu memperhatikan beberapa hal dan membutuhkan kesepakatan atas dua belah pihak.
Baca Juga: BLACKPINK 'How You Like That' Pecahkan Rekor MV Terbanyak Ditonton dalam Satu Bulan
Keduanya sudah membuat kesepakatan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam menjalankan hubungan platonik. Seperti aturan membolehkan memberi pelukan bahkan kecupan perlu didasari pada sebuah alasan. Atau mengenalkan partner hubungan platonik kepada pertemanan, dan selalu terbuka terhadap perasaan satu sama lain.***
