Hoax Menyebar di Grup WA Keluarga, Kenali Disinfodemic dan Cara Penanganannya

- 3 Agustus 2020, 20:29 WIB
Ilustrasi. grup pesan keluarga adalah salah satu penyumbang terbesar dalam persebaaran hoaks atau kabar disinformasi.
Ilustrasi. grup pesan keluarga adalah salah satu penyumbang terbesar dalam persebaaran hoaks atau kabar disinformasi. /ANTARA


BERITA DIY – Penyebaran informasi di media sosial memberikan dampak yang besar. Termasuk pemberitaan mengenai covid-19. Salah satunya memunculkan berbagai berita bohong (hoax) dan informasi yang meresahkan di media sosial. Sebagai contoh kasus mususi Anji, Jerinx SID, dan relawan covid-19, dr. Tirta yang memuncaki trending twitter pendapatnya masing-masing.

Melihat fenomena ini, Kementrian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo) melalui laman resminya, Senin 3 Agustus 2020 mengatakan bahwa bahwa sepanjang tahun 2020 telah menjaring ratusan hoaks maupun disinformasi terkait COVID 19 melalui TIM AIS. AIS sendiri merupakan mesin pengais konten negatif milik Kemkominfo.

Mesin sensor internet seharga Rp200 miliar bekerja dengan cara mengais (crawling) konten negatif di media sosial dan konten negatif di situs. AIS ini dikelola Direkorat Jendral Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) ini  telah beroperasi sejak 28 Desember 2018.

Baca Juga: Daftar Makanan yang Bisa Mengurangi Kadar Kolestrol

Hoaks yang terjaring mesin AIS terkait informasi COVID 19 di era pandemik ini memunculkan istilah baru yang disebut sebagai disinfodemic. Suatu kondisi di mana informasi yang salah mengenai pandemik ini namun tersebar luas. Kominfo menyebutkan, grup pesan keluarga adalah salah satu penyumbang terbesar dalam persebaaran hoaks atau kabar disinformasi.

Berangkat dari hal tersebut Kominfo membagikan beberapa tips yang bisa ditirukan kalau ingin menegur anggota keluarga atau kerabat dekat jika turut menyebarkan hoaks atau kabar disinformasi terkait COVID 19.

Tips yang pertama adalah dekati dan beritahu secara personal terlebih dahulu. Mereka akan lebih menerima daripada ditegur secara langsung di depan umum.

Kedua, hindari langsung mengatakan mereka menyebarkan informasi salah. Ajaklah untuk bersama cari informasi pembanding yang kredibel.

Baca Juga: Kembali Berseteru dengan dr Tirta, Jerinx SID: Bikin Malu Aja Kau

Kemudian, tunjukkan dan kenalkan kepada mereka rujukan informasi kaya data, seperti covid19.go.id atau WHO. Lalu ajak follow akun media sosialnya.

Terakhir, perlahan beritahu pula bahwa tokoh terkenal, apapun profesi dan gelarnya, bukan jaminan kebenaran 100 persen. Lakukan cek dan ricek.***

Editor: Iman Fakhrudin

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x