Network
BERITA DIY - Korea Selatan tengah dilanda fenomena iklim musiman, muson timur. Hal ini menyebabkan wilayah Semenanjung Korea diguyur hujan selama 46 hari berturut-turut hingga, Sabtu, 8 Agustus 2020.
Fenomena periodik tahun ini diklaim sebagai muson terpanjang di negara itu dalam tujuh tahun terakhir. Akibat hujan yang berkepanjangan, wilayah tersebut ditimpa bencana banjir dan tanah longsor.
Data dari Kementrian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan menyampaikan ada lebih dari 3.000 orang telah dievakuasi per Sabtu pukul 6 pagi waktu setempat. Sementara 11 orang dilaporkan hilang.
Baca Juga: Viral Mie Ayam dan Bakso Dijual Rp 5.000 di Yogyakarta, Seperti Apa Rasanya?
Hujan berkepanjangan juga menyebabkan tanggul Sungai Seomjin di wilayah pinggiran bagian selatan roboh, sepanjang 100 meter dihari yang sama. Otoritas Provinsi Jeolla Selatan mengatakan jebolnya tanggul membanjiri kawasan sekitar.
Sekitar 1.900 jiwa telah dievakuasi dari Provinsi Jeolla Selatan. Begitu juga 500 orang dari area pinggiran sungai.
Sebelumnya, Jumat, 7 Agustus 2020, Jeolla Selatan juga terjadi longsor yang menyebabkan lima rumah terkubur dan lima orang tewas.
Penanggulangan tanggap bencana wilayah Korea Selatan, Lembaga Kehutanan telah meningkatkan peringatan terkait tanah longsor ke level tertinggi di tiap wilayah negara, kecuali destinasi wisata pulau Jeju
Wilayah Korea Utara di perbatasan juga tak luput dari banjir. Kantor Berita KCNA melaporkan bahwa Pak Pong Ju, pejabat tertinggi ketiga di Korea Utara, melakukan inspeksi terkait kerusakan akibat banjir dengan lahan pertanian yang tergenang di kawasan barat daya.
Baca Juga: Akhir Pekan di Rumah Aja, Berikut Rekomendasi Kegiatan Penghilang Stres
Hingga saat ini korban yang dilaporkan meninggal karena bencana banjir dan tanah longsor di Korea Selatan setidaknya telah mencapai 21 orang.***
