Umar ra suatu kali mencium Hajar Aswad dan berkata, “Aku tahu betul bahwa kamu hanyalah sebuah batu yang tidak dapat berbuat baik atau merugikan. Seandainya aku tidak melihat Nabi Saw menciummu, aku tidak akan melakukannya."
Umar ra membuat pernyataan tersebut karena ada banyak orang yang baru masuk Islam dan dia tidak ingin mereka mendapat kesan bahwa Muslim juga memuja batu karena orang Arab memuja dan menyembah berhala batu selama Periode Ketidaktahuan.
Umar ra menjelaskan bahwa dia mengikuti praktik Sunnah Nabi Saw dan bahwa meskipun batu itu diberkati, itu tidak dapat merugikan atau memberikan kebaikan.
Baca Juga: Profil Inong Ayu Nidya Ayu Riandri, Istri Abimana Aryasatya yang Menikah Umur 21 Tahun
Hajar al-Aswad pernah dicuri
Hajar Aswad dicuri dari Ka'bah sekitar 930 M oleh pejuang Qarmatian yang merupakan sekte Syiah Ismaeeli. Mereka menggeledah Makkah, menodai Sumur Zamzam dengan mayat Muslim dan membawa Hajar Aswad ke markas mereka di Ihsaa, di Bahrain abad pertengahan.
Menurut sejarawan Al-Juwayni, batu tersebut dikembalikan pada sekitar 952 M dan dikembalikan ke lokasi aslinya.
Batu itu sekarang sudah hancur
Hajar Aswad yang semula merupakan batu utuh. Namun, karena berbagai peristiwa sejarah, kini terpecah menjadi delapan buah dengan ukuran berbeda-beda yang ditempelkan pada sebuah batu besar dan dibungkus dengan bingkai perak. Bingkai perak pertama kali dibuat oleh Abdullah bin Zubair ra dan bingkai tersebut diganti oleh Khalifah karena memang kondisinya mengharuskan untuk diganti.
Tampilan jarak dekat dari salah satu bagian Hajar al-Aswad