BERITA DIY - Hampir 40 pengunjuk rasa tewas di jalan-jalan Myanmar pada hari ini, yang merupakan hari paling berdarah, sejak militer merebut kekuasaan melalui kudeta
Sedikitnya 38 orang tewas setelah pasukan keamanan menembaki demonstran pro-demokrasi.
Polisi dan militer telah menembaki para pengunjuk rasa, juga menembakkan gas air mata ke arah kerumunan dalam upaya untuk memadamkan demonstrasi. Hal ini menyebabkan lebih dari 50 orang tewas sejak kudeta pada 1 Februari.
Baca Juga: AHY Dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Marzuki Alie
Sebuah video yang beredar memperlihatkan kondisi yang diduga di mana petugas medis yang tidak berdaya dikelilingi oleh setidaknya selusin petugas polisi yang menendang dan meninju mereka, bahkan memukul mereka dengan senjata.
Petugas medis mengatakan, lusinan orang terluka dalam bentrokan dengan polisi. Sementara itu, wartawan ditangkap karena meliput kudeta dan didakwa berdasarkan undang-undang keamanan.
Jumlah pengunjuk rasa yang membanjiri jalan-jalan kota di seluruh negeri tetap tinggi bahkan ketika pasukan keamanan berulang kali menembakkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam untuk membubarkan massa, dan menangkap pengunjuk rasa secara massal.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak 1 Februari ketika militer melancarkan kudeta dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. Militer telah mengakhiri upaya demokrasi yang telah berlangsung satu dekade.