Cerita di Balik Gunungan Sampah Piyungan Yogyakarta

- 13 Agustus 2020, 21:29 WIB
TPA Piyungan
TPA Piyungan /Sani Charonni

Biaya pengiriman sampah-sampah plastik yang siap didaur ulang itu ditanggung oleh ibu Poni pribadi. Tidak menentu kapan tumpukan sampah plastik di sekitar teras rumah Ibu Poni akan dikirim ke Surabaya.

Baca Juga: BTS Raih Penghargaan Tertinggi Daesang Soribada Awards 2020

Tak jauh berbeda dengan Ibu Poni, dibalik tumpukan sampah yang dihinggapi ratusan lalat. Ibu Paiyem memilah botol-botol plastik dan melepas label merek air mineral. Wanita berusia empat puluh tiga tahun ini telah bekerja sebagai pemulung selama hampir dua puluh tahun bersama dengan suaminya.

Ibu Paiyem yang bekerja dari pukul sembilan pagi sampai pukul empat sore, tak memiliki pilihan lain selain menjadi pemulung. Dengan banyaknya sampah yang diangkut setiap harinya ke TPA ini, Ibu Paiyem mengakui bahwa ia belum kewalahan dengan sampah-sampah plastik itu.

Sampah plastik sudah menjadi teman dan sumber utama hidupnya. Namun apakah kita masih akan terus menambah jumlah sampah plastik hingga TPA tak memiliki celah lagi bahkan untuk seekor lalat hinggap?***

Halaman:

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x