"Barang siapa mempunyai hajat (kebutuhan) kepada Allah, atau kepada salah seorang anak Adam, hendaklah ia berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, sholat dua rakaat, kemudian hendaklah dia mengucapkan pujian kepada Allah dan mengucapkan sholawat kepada Nabi SAW, kemudian hendaklah berdoa." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Tata cara sholat hajat
Tata cara sholat hajat sama dengan sholat sunnah pada umumnya. Sebelum sholat disyaratkan suci dari hadats kecil dan hadats besar; suci badan, pakaian dan tempat dari najis; menutup aurat; dan menghadap kiblat.
Baca Juga: Niat Sholat Witir 3 Rakaat dan Tata Caranya untuk Berjamaah, Cek DI SINI
Seperti hadits di atas, hendaklah menyempurnakan wudhu dan sholat hajat dua rakaat juga dengan sempurna. Secara ringkas, tata caranya sebagai berikut:
- Niat
- Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al Qur’an
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
- Membaca surat Al Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al Qur’an
- Ruku’ dengan tuma’ninah
- I’tidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah
- Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
- Salam
Baca Juga: Niat Sholat Witir 3 Rakaat dan Tata Caranya untuk Berjamaah, Cek DI SINI
Apakah sholat hajat harus tidur dulu?
Waktu pelaksanaan sholat hajat sendiri tidak ditentukan dan boleh dikerjakan baik pada pagi, siang, ataupun malam hari.
Sholat hajat boleh dikerjakan dua raka'at sampai dengan 12 raka'at dengan tiap-tiap dua rakaat satu salam.
Dari penjelasan tersebut, maka sholat hajat boleh dikerjakan tanpa harus tidur terlebih dahulu.
Kendati begitu, tidak dianjurkan melaksanakan sholat hajat diwaktu-waktu tertentu seperti setelah Subuh dan setelah Ashar.