Catur purusa artha merupakan landasan moral bagaimana umat untuk mewujudkan ajaran catur asrama. Dalam satu fase kehidupan, umat Hindu memiliki kewajiban moral untuk mewujudkan tujuan beragama dan bernegara.
Pada fase brahmacari, umat hendaknya lebih mengutamakan untuk melaksanakan dharma dari pada mendapatkan kekayaan "artha". Artha juga penting untuk menunjang memperoleh ilmu mengisi segala keinginan nafsu "kama" dalam mencapai kebahagiaan "moksa" sebagai tujuan hidup.
Pada masa grehastha, umat hendaknya lebih mengusahakan dan mengutamakan artha dan kama, berlandaskan dharma untuk mewujudkan rumah tangganya yang harmonis.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Nama Bayi Perempuan Bali Hindu Modern dan Artinya dalam Bahasa Indonesia
Di masa wanaprastha, pelaksanaan Dharma dengan melepaskan kehidupan duniawi kemudian memperdalam ilmu agama/ kerohanian untuk dijadikan bekal dalam mengabdikan sisa hidup pada umat manusia dan mahkluk hidup.
Hal ini sangat penting dalam rangka mencapai moksa. Dengan demikian kebahagiaan hidup yang abadi "moksa" yang dicita-citakan pada masa "bhiksukha" dengan mudah dapat diwujudkan.
Untuk dapat mewujudkan tujuan agama dan tujuan hidup umat manusia, dapat dicermati dari terjalinnya hubungan antara catur asrama dengan catur purusa artha.
Berikut hubungan catur warna dan catur asrama:
Warna seseorang dikelompokkan berdasarkan pembawaan sifat dan fungsinya. Pembagian menjadi empat adalah berdasarkan kewajiban. Orang orang dapat mengabdi sebesar mungkin menurut pembawaannya.