Minta Pemerintah Prioritaskan Pengendalian Pandemi Ketimbang Ekonomi, Epidemiolog: Kalau Mendua Pasti Kalah

- 11 Mei 2021, 18:00 WIB
Orang-orang yang memakai masker pelindung wajah bepergian di tengah kekhawatiran atas penyakit virus korona baru (COVID-19) di Pyongyang, Korea Utara 30 Maret 2020.
Orang-orang yang memakai masker pelindung wajah bepergian di tengah kekhawatiran atas penyakit virus korona baru (COVID-19) di Pyongyang, Korea Utara 30 Maret 2020. /REUTERS/Kyodo

BERITA DIY - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dr Pandu Riono, MPH,Ph.D menghimbau kepada pemerintah Indonesia untuk lebih memrioritaskan pengendalian COVID-19 ketimbang segi ekonomi agar mampu melawan COVID-19.

"Jadi memang kita harus mengantisipasi virusnya yang berubah terus. Karena virusnya berubah terus, kita harus bekerja lebih keras lebih konsisten lebih fokus untuk pengendalian pandemi, lupakan ekonomi," katanya dikutip BERITA DIY dari ANTARA.

Ia mengemukakan saat ini virus Covid-19 yang luar biasa hebat yang bermutasi dengan cepat masih menghinggapi Indonesia dan dunia, sehingga tidak boleh dianggap remeh.

Baca Juga: Epidemiolog UGM: Meski Sudah Suntik Vaksin Wajib Patuhi Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19

"Banyak orang tidak mengerti bahwa kita berhadapan dengan virus yang luar biasa hebat, yang bermutasinya cepat, jadi jangan menganggap remeh. Kalau menganggap remeh ya... siap-siap saja dihantam virus," sambungnya.

Sebab itu, Pandu mengatakan peningkatan dalam upaya pengendalian pandemi COVID-19 saat ini harus semakin digalakkan dan harus menjadi prioritas apabila ingin bisa menang dari pandemi COVID-19.

Dirinya pun menambahkan, mau tidak mau, suka tidak suka, pengendalian pandemi harus lebih diutamakan dari pemulihan ekonomi.

Baca Juga: Mengenal Gejala Covid-19 dan Perbedaannya dengan Penyakit Pneumonia, Berikut Penjelasannya

"Kalau masih mendua ya pasti kalah. Sekarang kita fokusnya dan prioritasnya seharusnya penanganan pandemi," katanya.

Dia menambahkan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 bermutasi dengan sangat cepat, dan mutasi virus tidak bisa dicegah.

Pandu juga menyebut bahkan kemunculan varian-varian baru makin meningkatkan potensi penularan COVID-19.

Baca Juga: Jelang Lebaran Covid-19 Fluktuatif, PPKM Jakarta Berlanjut hingga 17 Mei 2021

Dirinya pun berharap semua orang harus memahami kondisi dan ancaman tersebut, sehingga benar-benar bisa bekerja sama melakukan dan menyukseskan upaya pengendalian COVID-19.

"Dengan varian baru, lebih mudah menular. Kalau dulu satu orang menularkan ke satu orang. Sekarang mungkin satu orang menularkan ke empat orang. Kalau begitu lebih banyak yang terinfeksi," pungkasnya.***

Editor: Muhammad Suria

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x