Noe kemudian diberikan Kasur, bantal, dan diminta membantu membersihkan masjid. Saat itulah ia mulai mengikuti kajian yang diadakan di masjid dengan seorang Syeikh.
Sampai suatu ketika, Noe Letto berbincang santai dengan Syeikh tersebut mengenai bagaimana setan berbuat dosa serta bagaimana keadilan Allah untuk makhluk tersebut.
“Berarti ketidakmampuan saya memahami komprehensi agama, itu bukanlah datang dari limitasi agama, tapi datang dari limitasi pemahan saya dan data yang saya miliki,” ceritanya kepada Habib Husein Ja’far.
Jawaban yang tak biasa dari Syeikh tersebut seakan menampar pamahaman Noe terhadap agama saat itu.
Baca Juga: Siap-siap! Polisi akan Gelar Operasi Ketupat, 92.598 Objek dan 3 Provinsi Jadi Target
Terlepas dari pengalaman Atheis yang dialami Noe tersebut, berikut profil putra seorang budayawan, Cak Nun, berikut ini:
Lahir di Yogyakarta, 10 Juni 1979, Noe Letto memiliki nama asli Sabrang Mowo Damar Panuluh, dari ayah Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun dan Ibu Neneng Suryaningsih, atau istri pertama Cak Nun.
Pindah ke Yogyakarta dari Lampung setelah lulus dari SMP, Noe memutuskan meneruskan bersekolah di SMU 7 Yogyakarta.
Baca Juga: Cara Investasi Saham dan 5 Hal Penting yang Harus Diketahui oleh Investor Pemula